Napak tilas sejarah Paroki
- Berdiri: sejak 1928
- Lokasi: Residen Sudirman
- Nama Lain: Paroki Ketabang
- Kota: Surabaya
- Fasilitas: Gedung Olah Raga, Fasilitas Kesehatan Klinik “Vincentius”
- Sentra Pendidikan sekitar: SDK Yohanes Gabriel, SDK. St. Theresia, SMPK. St. Stanislaus 1, SMKK Materi Amabilis, SMPK/SMAK St. Agnes
Sekilas Lahirnya Paroki
Paroki Ketabang yang lebih di kenal dengan nama Paroki Kristus Raja, berdiri pada tahun 1928. Paroki Ketabang dibangun pada sebidang tanah di Derxstraat atau yang sekarang Jl. Residen Sudirman. Sebagai permulaan disana dibangun gedung sekolah. Romo Perintis yang pertama paroki ini adalah Romo G.J.ter Veer CM. yang sejak tahun 1928 berada di Paroki Kepanjen, Surabaya. Mengenai segala tata usaha paroki Ketabang ini masih masuk dalam pembukuan paroki Kepanjen.
Pada waktu itu di kanan kiri Derxstraat masih merupakan padang luas yang masih kosong. Pada tanggal 1 April 1928 Mgr. Dr. Th. de Backere CM. meletakkan batu pertama untuk pembangunan gedung sekolah di paroki Ketabang. Pembangunan gedung sekolah tersebut dapat cepat selesai, pada akhir Juli 1929, sekolah tersebut diberkati oleh Mgr.Dr. Th. de Backere CM. Sekolah ini diberi nama “Santa Theresia”, kepala sekolahnya pada waktu itu adalah tuan F.L.J.M. Scheepens dengan dibantu oleh 6 (enam) orang guru. Dengan keputusan pemerintah pada tanggal 8 Febuary 1930 dan berlaku mulai tanggal 1 Juli 1930, sekolah “St.Melania”, tidak mau ketinggalan mereka membangun sekolah juga disudut Derxstraat dan Mulolaan atau sekarang Jl.Residen Sudirman dengan Jl. Teratai. Gedung sekolah tersebut selesai dan diberkati oleh Mgr.Dr.Th.de Backere CM pada tanggal 29 Juni 1930.
Di samping itu Yayasan St.Melania juga membangun sebuah poliklinik di jalan Tambaksari, Surabaya. Tidak pada waktu sekarang saja, tetapi pada waktu itu paroki Ketabang pernah juga menjadi pusat kegiatan umat Katolik seluruh Surabaya. Paroki Ketabang yang baru ini terus berkembang. Pada bulan Desember 1930, umat paroki Ketabang sudah dapat merayakan pesta Natal yang pertama kali di parokinya sendiri. Akan tetapi oleh karena tidak mungkin dapat menampung mereka semua, maka upacara Misa Kudus pada malam Natal diadakan di HBS yang sekarang di Jl. Wijayakusuma, Surabaya. Dengan kejadian dan perkembangan ini, kita dapat melihat perkembangan jumlah umat yang bertambah di paroki Ketabang ini.
Oleh karena sekolah St. Theresia dibanjiri terus oleh murid, maka disamping sekolah St. Melania dibangun sebuah sekolah lagi. Disamping menjadi Romo Paroki Ketabang Rm G.J. ter Veer CM. menjabat juga sebagai direktur yang pertama dari lembaga tanah Panti Asuhan “Don Bosco”, Surabaya. Lambat laun gedung pastoran mulai dibangun sekolah St.Yohanes Gabriel. Pembangunan diselesaikan pada bulan February 1933, dan sebagai pastor kepala paroki ialah romo Dr. J.C. Haest CM. dibantu oleh romo G.J.J. van Ravesteijn CM.
Hingga saat ini perkembangan penduduk dan umat pada Paroki Kristus Raja Surabaya dan sekitarnya meningkat tajam sehingga perkembangan Paroki dan jemaat menjadi lebih guyup dan berkembang ke arah yang lebih positif